Kamis, 13 Desember 2012

Krisis Terbesar Bangsa Indonesia

Sejarah mencatat, Indonesia pernah mengalami suatu krisis yang teramat menyedihkan yaitu krisis moneter ditahun 1997. Ekonomi Indonesia jatuh pada saat itu. Yang menyedihkan adalah efek dari krisis yang terjadi hampir dua tahun tersebut membawa duka yang teramat dalam. Indonesia kesulitan mengatur ulang tatanan ekonomi. Meski begitu bubruk,tapi Indonesia bisa melaluinya.

Krisis sosial yang merusak tatanan kehidupan masyarakat bangsa juga terlihat dimana banyaknya terjadi perang saudara. Tidak tanggung-tanggung, korban jiwa pun berjatuhan. Belum lagi, krisis yang terjadi  dikalangan remajanya yakni seringnya terjadi tawuran antar pelajar. Inipun juga merupakan krisis pendidikan dimana lembaga yang bertugas untuk mendidik anak bangsa gagal dalam memperbaiki tatanan sosial. Aksi teror yang kerap terjadi juga tak luput menjadi sorotan. Namun, seiring meningkatnya kekuatan hukum, semuanya menjadi semakin baik.

Krisis moralitas bangsa juga turut menjadi perhatian, video porno sangat mudah didapatkan. Konsumsi obat terlarang pun juga merebak. Sangat begitu disayangkan, banyak remaja bahkan anak-anak dibawah umur ikut menjadi bagian tersebut. Kasus demi kasus yang membuat kepala geleng-geleng pun karap ada diliputan media. Krisis yang beitu parah, sedangkan negara yang paling liberal sekalipun seperti Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan australia mensyaratkan usia minimum 18 atau 21 tahun untuk memiliki barang haram tersebut dengan menunjukkan KTP atau SIM yang sah.
Semua itu tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang dialami Indonesia saat ini, yaitu “KRISIS KETELADANAN” seperti yang disampaikan Dr. Muhammad Syafii Antonio, M.Ec. Krisis yang terbesar saat ini dan bahkan terbesar di dunia. Krisis ini jauh lebih dahsyat dari krisis energi, kesehatan, pangan, ekonomi, transportasi, air dan yang lainnya. Karena dengan Absennya pemimpin yang memberikan keteladanan, pemimpin yang visioner, kompeten dan memiliki integritas tinggi maka masalah air, konservasi hutan, kesehatan, pendidikan, sistem peradilan, dan yang lainnya akan semakin parah. Akibatnya, semakin hari biaya pelayanan kesehatan semakin suiit terjangkau, manajemen trnsportasi semakin amburadul, pendidikan semakin kehilangan nurani.

Jika melihat lagi kondisi bangsa saat ini, maka semakin sakit saja hati ini. Betapa tidak, partai penguasa yakni Partai Demokrat yang dulu mengampanyekan anti korupsi sebagai ikonnya sekarang  malah  hangatnya diberitakan media. Mulai dari As’ad Syam, kasus tipikor pembangunan PLT diesel sungai bahar, Jambi. Yusran Aspar,mantan bupati panajam juga terkena kasus tipikor . Sarjan Tahir, kasus tipikor hutan mangrove. Ismunarso, bupati Situbondo. Yusak Yaluwo, bupati Boven Diegol. Amrun dulay dan sampai Nazaruddin terpidana tipikor wisma atlet ini membeberkan sejumlah nama petinggi kader demokrat yang juga terlibat. Walhasil, Angelina Sondakh wakil sekjend  PD pun sekarang menjadi penghuni Rutan. Bahkan seorang mentri bangsa ini yang mengundurkan diri juga dikabarkan terlibat kasus tipikor, siapa lagi kalau bukan Andi Malarangeng.

Keteladanan buruk pun juga ditampilkan oleh seorang bupati Garut, Aceng HM Fikri. Seorang pemimpin yang memberikan contoh yang tidak baik kepada masyarakat, sehingga semakin menambah penderitaan ibu pertiwi. Disisi lain, begitu banyak artis yang juga terlibat kasus yang notabenenya itu merupakan tindakan yang tidak  patut sebab mereka adalah publik figur yang harusnnya memberikan keteladanan. Inilah wajah bangsa yang saat ini mengalami krisis keteladanan.

Solusi
Jika melihat begitu parahnya krisis bangsa ini, maka perlu dilakukakan perbaikain dan pemeliharaan.  Perbaikan yang dimaksud adalah bagaimana setiap insan mampu mengembalikan apa-apa yang menjadi keburukan menjadi kebaikan sebab hakikatnya manusia dulunya terlahir sebagai insan yang suci. Maka benar bahwa insan yang mampu memberikan contoh terbaik yaitu Nabi Muhammad SAW, yang jelas-jelas memberikan keteladanan seorang pemimpin. Jika kita melihat teori yang disampaikan oleh Stephen Covey tentang konsep kepemimpinan. Ini menarik  untuk dipelajari dan diajarkan.

Fungsi kepemimpinan yang dikembangkannya menekankan bahwa seorang pemimpin harus memiliki empat fungsi, yaitu Perintis (Pathfinding), Penyelaras (aligning), Pemberdaya (empowering) dan tahap puncak yakni Panutan (Modeling).

Fungsi Perintis (pathfinding), Fungsi ini ditemukan pada diri Muhammad SAW yakni beliau telah berhasil melakukan langkah dalam mengajak umat manusia kejalan yang benar. Muhammad SAW berhasil membangun suatu tatanan sosial yang modern dengan memperkenalkan nilai-nilai kesetaraan universal, semangat kemajemukan dan multikulturalisme, rule of law dan sebagainya.

Fungsi penyelaras (aligning) berkaitan dengan bagaimana pemimpin menyelaraskan keseluruhan sistem dalam organisasi agar mampu bekerja dan saling sinergis. Sang pemimpin harus memahami betul apa saja bagian-bagian dalam sistem organisasi, kemudian menyelaraskan bagian-bagian tersebut agar  sesuai dengan strategi untuk mencapai visi yang telah digariskan.

Fungsi pemberdayaan (empowering)  berhubungan dengan upaya pemimpin untuk menumbuhkan lingkungan agar setiap orang  dalam organisasi mampu melakukan yang terbaik dan selalu memiliki komitmen yang kuat. Pemimpin harus memahami sifat pekerjaan atau tugas yang diembannya.

Fungsi panutan (Modeling) mengungkap bagaimana agar pemimpin dapat menjadi panutan bagi anggotanya. Bagaimana dia bertanggungjawab atas tutur kata, sikap, perilaku dan keputusan-keputusan yang diambilnya. Sejauh mana dia mampu mengerjakan apa yang dikatakannya.

Jika kesemua fungsi telah diperbaiki, maka tahap selanjutnya adalah pemeliharaan (Hifzh). Tahap pemeliharaan ini meliputi pemeliharaan agama (hifzhu al-ddin), memelihara jiwa (hifzhu al-Nafs), memelihara keturunan (Hifzhu Al-nashl), memelihara harta (Hifzhu al-mal) dan memelihara akal (Hifzhu al-‘aql).
Prinsip-prinsip inilah yang diakomodir dalam memperbaiki dan memelihara diri untuk mengatasi krisis keteladanan. Tahap awal adalah menyiapkan sebanyak mungkin calon pemimpin bangsa yang akan meneruskan kepemimpinan. Sebab sangat sulit jika ingin merubah secara langsung kepemimpinan yang ada. Oleh sebab itu, generasi muda harus memiliki karakter pemimpin karenasejatinya kita adalah pemimpin.
Wallahu a’lam bisshowab…

Haitami
Presiden PARTAI PAS 2012 - 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar